Video Klip Musik Kian Memprihatinkan

| Wednesday, April 28, 2010
Jakarta - Tayangan video klip musik semakin memprihatinkan dan cenderung tak layak ditonton. Penuh adegan erotis, sadis, sensual hingga berindikasi pornografi.

Baru-baru ini MIA telah merilis video klip grafis lagu baru yang berdurasi sembilan menit berjudul Born Free. Video klip yang menampilkan adegan kekerasan dan tanpa busana itu kini tersedia di YouTube dan

MIAuk.com.

Romain Gavras, sang sutradara promo menyatakan video itu tidak aman untuk dilihat di tempat kerja, karena menampilkan fitur tanpa busana dan kekerasan grafis.

Video dengan plot remaja memakai baju antipeluru dilindungi sebuah mobil van, yang berjalan melintasi ladang ranjau. Video klip Born Free kini telah dapat di unduh.

Album MIA ketiga, yang belum berjudul itu akan dirilis pada 28 Juni 2010. Born Free akan tampil mengikuti album Kala (2007).

Aksi seperti itu bukan sekadar inisiatif pribadi, tapi memang jadi tuntutan industri musik Barat. Para produser jeli dengan selera, suara boleh pas-pasan tapi aksi dan penampilan harus 'mengundang'. Kebanyakan dari mereka justru menikmati.

Masih ingat Video klip Love Sex Magic milik Justin Timberlake dan Ciara yang sempat menuai kontroversi. Video klip itu dinilai terlalu vulgar. Pemerintah Turki melarang penayangan video tersebut.

Klip itu dianggap menuai kontroversi karena beberapa adegannya terlalu mengumbar seks. Misalnya, adegan saat Ciara dan Justine berpelukan lalu kemudian Ciara menjilati telinga Justine dengan penuh nafsu birahi. Kini, semua stasiun televisi dan radio di Turki dilarang memutar klip itu.

Seperti yang dikutip contacmusic, "Video itu terlalu vulgar, hingga dikhawatirkan dapat merusak moral anak-anak dan remaja di Turki".

Kontroversi juga pernah melanda Melanie Subono. Video klip Hey Wanita miliknya ditolak beberapa stasiun TV. Alasannya, terdapat gambar Suciwati, istri almarhum Munir dan juga gambar Marsinah, pejuang buruh yang telah wafat. Menurut Melanie, dua tokoh perempuan itu layak masuk ke dalam video klip lagunya yang menampilkan banyak perempuan inspiratif.

"Menurut saya, Suciwati itu layak ditiru karena berjuang membela suaminya, mengungkap kebenaran, terlepas apakah suaminya salah atau benar," tukas Melanie.

Beberapa stasiun TV menentang pendapatnya dan meminta agar menghilangkan gambar dua tokoh itu jika ingin video klipnya diputar. Meski begitu, Melanie bergeming dan tetap pada pendapatnya.

Menampilkan adegan tak senonoh, mengundang syahwat, dan berbau pornografi, video klip artis Syahrini dicekal stasiun TV. Tak pelak penyanyi dan artis film berwajah sensual ini protes.

"Video klip saya kena cekal karena dianggap mengumbar gambar yang mengundang syahwat. Padahal sama sekali tidak. Saya bahkan sempat tanyakan pada orang umum untuk melihat gambar video klip saya dan mereka pun menilai wajar serta tidak mengumbar adegan yang tak senonoh," ujarnya.

Syahrini menjelaskan, stasiun TV tidak menayangkan video klip dari album baru Pusing Setengah Mati itu lantaran takut kena tegur Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Sementara video klip grup band Cokelat, Pinjam Hatimu dicekal sebuah stasiun televisi karena menampilkan banci. Pencekalan itu, menurut Ronni, tak akan mempengaruhi Cokelat dalam berkarya. Bagi para personel band pelantun 'Karma' itu kreatifitas tidak bisa dibatasi. "Kalau misalkan semuanya harus mengikuti norma atau nilai, dalam seni itu palsu," tukas Roni.

Para penyanyi kini tidak hanya mendekati fans dengan syairnya saja, tapi sudah mencoba lebih dekat dengan menghadirkan video klipnya. Gabungan antara music style, lirik, dan visualisasi ini efeknya sangat besar. Soalnya dapat lebih leluasa dalam mengekspresikan kebebasan. Malah tidak jarang fantasi bisa dituntun lewat tayangan tersebut.

Masih ingat Alanis Morrisete yang tampil tanpa busana dalam video klipnya yang ditayangan MTV? Belum lagi Britney Spears yang kerap mengeksploitasi unsur seks dalam video klip dan aksi panggungnya.

Tapi anehnya tayangan video klip yang seperti itu malah disenangi oleh sebagian besar pemirsanya. Maka tak heran bila MTV selama 10 tahun menayangkan sekitar 8000 video musik.

"Sejak semula kami mengambil satu keputusan inti, bahwa kami akan menjadi corong kaum muda. Kami sedang membangun lebih dari sekadar saluran, kami sedang membangun sebuah kultur yang bertujuan menguasai budaya remaja di seluruh dunia" demikian yang dikatakan oleh Robert Pittman, mantan Direktur Eksekutif dan Pelaksana MTV.

Industri rekaman pun mampu mendulang penghasilan gara-gara lagu yang dijualnya ditayangkan pula dalam bentuk video klipnya. Jadi memang keberadaan video klip musik itu bisa membantu mendongkrak penjualan kaset dan CD-nya.

Melihat peluang bisnis yang menggiurkan itu, tak heran bila sekarang marak studio pembuatan video musik. Bahkan untuk merangsang kreativitas para sutradara video musik ini, dibuat semacam ajang kompetisi.

0 comments:

Post a Comment