Band 311 dari Nebraska Gebrak Jakarta

| Wednesday, March 31, 2010

Jakarta – Band 311 benar-benar menyihir ribuan penonton yang memadati konser band asal Omaha, Nebraska, itu di Stadion Tenis Indor, Senayan, Jakarta, Selasa (30/3) malam.

Konser dimulai pada 20.30 malam WIB, dan Nick Hexum Cs langsung menggebrak dengan tembang Beautiful Disaster di awal konser. Alunan intro gitar dalam lagu pembuka yang dilakukan Hexum tersebut langsung disambut teriakan sekitar 5000 penonton yang memadati Stadion Tenis Indodr.

Praktis, band yang digawangi Nick Hexum (vokal), SA Martinez (vokal), Tim Mahoney (gitar), Aaron ‘P-Nut’ Wills (bas) dan Chad Sexton (drum) ini, tidak memberi kesempatan penonton untuk ‘bernafas’ dengan rentetan lagu yang mereka bawakan.

Setelah Beautiful Disaster, 311 kemudian menggebrak dengan lagu-lagu legendaris seperti

All Mixed Up, Love Song, Come Original, Dont Tread on Me, You Wouldn’t Believe, hingga lagu dari album terbaru Uplifter, Hey You.

Selama hampir satu setengah jam band yang terbentuk sejak 1988 dan sudah mengeluarkan 12 album ini, berhasil memuaskan dahaga fans 311 di Indonesia.

Namun ada beberapa hit yang tidak dibawakan 311 pada konser di Jakarta ini, seperti I’ll Be Here a While, Do You Right, dan Never Ending Summer. Meski begitu, ribuan penonton yang memadati Tenis Indor pulang dengan senyum di wajah mereka.

CEO Java Musikindo Adrie Subono menegaskan konser 311 memang sangat ditunggu-tunggu.

“Kami beruntung mendapatkan jadwal konser mereka di Jakarta. Kenapa beruntung? Karena ternyata banyak sekali penggemarnya di Indonesia. Pengalaman saya meriset calon pembeli dengan menanyakan di blog pribadi dan twitter serta blog Java, sambutannya sungguh luar biasa. Banyak sekali yang berminat dan mendukung saya mendatangkan 311,” ujar Adrie.

READ MORE - Band 311 dari Nebraska Gebrak Jakarta

Imogen Heap Siap 'Sihir' Jakarta Malam Ini

|
Jakarta - Penyanyi solo kontemplatif wanita asal Inggris, Imogen Heap, tampil di Jakarta, Rabu (31/3), pukul 19.00. Konser ini berlangsung di Kartika Expo Centre, Balai Kartini.

Sebelum ke Jakarta, Imogen terlebih dulu mengadakan konser di Australia, New Zealand, dan Singapura. Setelah ke Indonesia, ia akan terbang ke Hong Kong.

Imogen Heap telah tiba di Jakarta sejak kemarin, Namun semua tidak berlangsung mulus, karena penyanyi itu sempat mengalami sakit gigi. Wanita berbadan tinggi ini langsung diboyong ke dokter gigi untuk berobat.

"Tiket VIP sebanyak 500 tiket, sudah habis. Tiket festival terjual dua ribu dari tiga ribu tiket," jelas Presiden Direktur Mahaka Entertainment Hasani Abdulgani, dalam jumpa pers di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Selasa (30/3).

Hasani menjelaskan, alasan pihaknya mendatangkan Imogen karena adanya permintaan yang besar. Selain itu, Imogen merupakan sosok musisi unik dalam bermusik. Ia tercatat sebagai solois yang memiliki kemampuan multi-instrumen. Di antaranya ia bisa memainkan piano, cello, klarinet, drum, hingga synthesizer.

Meski Imogen berada di luar mainstream industri, namun Hasani mengaku sangat gembira dengan antusiasme penggemar di Tanah Air.

Imogen Heap membawa rombongan total sebanyak 20 orang. Konser yang akan digelar nanti malam itu akan menghabiskan waktu sepanjang dua jam lebih.

Sebenarnya bukan hanya ketika konser di Indonesia saja, Imogen Heap membutuhkan pemain cello additional. Hampir setiap ia konser, pasti ada 'bintang tamu' yang dipilih lewat audisi online di situs Vokle.com. Semua orang hanya cukup menguasai satu lagu berjudul Aha yang juga ada di album terbaru Imogen bernama Ellipse.

Imogen Heap yang lahir pada 9 Desember 1977 di Borough London Havering adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang memenangkan Grammy Awards dari Romford, Havering.

Imogen Heap terkenal sebagai penyanyi berpenampilan eksentrik dengan kualitas musik yang juga nyentrik. Gaya eksentriknya terlihat sewaktu ia menghadiri Grammy Awards ke-52 pada 31 Januari 2010. Ia datang dengan membawa payung dengan kalung besar di lehernya yang dipenuhi lampu kelap-kelip. Tak hanya itu, tangannya pun menggenggam sebuah televisi kecil. Ternyata itu tak sekadar aksesori.

"Kalung ini menampilkan update Twitter secara langsung. Saya membawa router wireless di ikat pinggang. Dan ini televisi berisi video yang dikirim para fans melalui akun saya. Sekarang mereka menemaniku melangkah di karpet merah," ujarnya seperti dilansir Los Angeles Times.

Dia dikenal tidak hanya karena pernah bekerja dalam bagian Frou Frou tetapi juga dikenal atas album solonya yang ia tulis, produksi dan Mixing sendiri. Pada 2006, Heap dinominasikan untuk dua Grammy Awards.

Dia telah memproduseri tiga album solo, yang terakhir yaitu Ellipse (2009), yang merupakan kesuksesannya di sepanjang Amerika Utara dan Heap memperoleh dua nominasi Grammy, memenangkan Best Engineered Album, Non-Classical.

David Wild dari majalah Rolling Stone menulis, "Dengan Speak for Yourself, Imogen Heap telah membuktikan bahwa dia jauh lebih matang dari pada seorang wanita bernama Dickens yang Anda sering dengar di soundtrack 'Garden State' atau 'The OC'."

Imogen Heap datang ke Indonesia dalam rangkaian promo album terbarunya yang dirilis pada Agustus 2009. Album Ellipse itu memiliki pilihan singel utama yaitu First Train Home dan 2-1. Album ini menjadi Top 5 album di Amerika Serikat.

READ MORE - Imogen Heap Siap 'Sihir' Jakarta Malam Ini

Moldy 'Radja' Bangkitkan Raden Band

|

Jakarta - Gagal di album perdana tak membuat semangat Raden band surut. Melalui tangan dingin Moldy 'Radja', Raden kembali menjajal peruntungan dengan musik yang lebih segar.

Album perdana berjudul Titik Terang, Raden band gagal dalam hal penjualan album fisik maupun RBT (ring back tone). Hal itu terjadi karena kurangnya promosi dan siap secara mental dalam menghadapi kerasnya persaingan di industri musik tanah air.

Kini dengan dukungan dari gitaris band Radja, Modly yang berperan sebagai manajer, Raden ingin menjajal lagi keberuntunganya. Melepas single Satu Kali, Radja lebih spesifik membidik pasar musik anak muda.

"Saya melihat band ini punya potensi yang besar. Selain semangat, mereka juga kreatif dalam menciptakan lagu-lagu yang easy listening. Setelah mendengar demo lagu-lagunya, saya mau menangani band ini," ungkap Moldy saat ditemui bersama personel Raden Band, baru-baru ini di di bilangan Gajah Mada, Jakarta Barat.

Raden band akhirnya bersyukur dan tertantang ketika Moldy sanggup merima karya-karya mereka. Raden berharap bisa bangkit melalui tangan dingin Moldy.

"Dari album sebelumnya, kami banyak mendapatkan pelajaran. Musik kami sekarang lebih segar. Kami memang membidik pasar anak muda, yang memang lebih potensial. Musik kita remajakan," terang Jazzy, basis Raden Band.

Bukan saja musik dan lagu yang mengalami perbaharuan, para personel pun dirombak total. Dari personel di album pertama, tinggal Jazzy yang tersisa. Lainnya adalah personel baru. Raden kini digawangi Daniel (vokal), Jazzy (bas), Yadie (gitar) dan Boby Roland (keyboard).

"Dengan personel baru, tentunya juga membawa semangat baru. Semoga ini bisa menjadi awal yang positif untuk Raden band," sambung Daniel yang mempunyai karakter suara merdu ini.

Untuk menyiasati pasar, Raden memunculkan single terlebih dahulu berjudul Satu Kali. Sedangkan untuk materi di album kedua, semuanya dalam penggarapan.

"Materi untuk album kedua semua sudah kami siapkan. Tinggal menunggu proses mixing yang memang sengaja kami bikin lebih lama. Untuk jenis musik, kami tetap konsen di musik dengan aliran pop-rock, sebab masyarakat Indonesia sangat menyukai aliran musik yang satu ini," ujar Jazzy.

READ MORE - Moldy 'Radja' Bangkitkan Raden Band

sejarah singkat naik turun SO7

|

Personel Sheila On 7

Masih ingat Sheila on 7 kan? Yap! Grup band ini sempat eksis di tahun 2000′an. Band ini adalah salah satu grup musik populer Indonesia, berdiri pada 6 Mei 1996 di Yogyakarta. Berikut Xpresi muat profil bandnya.

Grup band ini beranggotakan Duta (Akhdiyat Duta Modjo, vokal), Eross (Eross Candra, gitar), Adam (Adam Muhammad Subarkah, bass), serta Brian (Brian Kresna Putro, drum).

Sejarahnya singkatnya, awalnya Band ini bernama “Sheila” (bahasa Celtic: musikal). Kata “Gank” kemudian ditambahkan sehingga menjadi “Sheila Gank”. Kata inipun akhirnya diubah menjadi “on 7″, diambil dari tujuh tangga nada dalam musik.

Sheila on 7 telah beberapa kali mengalami perubahan susunan anggota. Pada Oktober 2004 Brian masuk menggantikan Anton,dikeluarkan karena dianggap tidak disiplin. Lalu pada Maret 2006 Sakti mundur dari Sheila on 7 untuk belajar agama di Pakistan.

Setelah sibuk dengan masing-masing project nya kini waktunya Sheila On 7 akan merilis album ke-6 nya, diberi judul “Menentukan Arah”. Album ini merupakan album pertama Sheila On 7, di garap tanpa sound enginer. Single pertama di album ke-6 ini berjudul “Betapa”, dirilis pada minggu ke dua juni 2008 lalu dan sudah langhsung masuk tangga/chart lagu tanah air.

Mengenai personilnya Sheila on 7 ini awalnya adalah sekumpulan anak-anak sekolah dari beberapa SMA di Yogyakarta, diantaranya Duta (vokal) berasal dari SMA 4, Adam (bass) dari SMA 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah I, Sakti (gitar) dari SMA De Britto, dan Anton (drum) berasal dari SMA Bopkri I. Mereka sepakat untuk membentuk sebuah band dan membawakan lagu-lagu dari kelompok Oasis, U2, Bon Jovi, Guns N’ Roses, dll.

Pada waktu itu juga, mereka telah memiliki beberapa lagu-lagu orisinal karya mereka sendiri dan mereka mencoba untuk memperkenalkan dan membawakan lagu-lagu tersebut dengan penuh rasa percaya diri di berbagai pentas.

Saat ini Sheila On 7 tinggal berempat setelah Sakti dan Anton keluar. Namun untuk Drummer pengganti Anton diisi oleh Brian.
READ MORE - sejarah singkat naik turun SO7

'Mau Dibawa Kemana' Ost Cinta yang Catchy

|
Jakarta - Setiap lagu bisa jadi soundtrack hidup dan saya percaya itu. Lagu 'Mau Dibawa Kemana' bikin saya yakin untuk memacari sahabat dekat saya.

Lagu ini catchy banget. Liriknya gampang meracuni otak. Cara si vokalis Armada bawain lagu ini pun unik.

Ternyata pas dicari-cari, single Armada yang sebelumnya 'Buka Hatimu', ternyata juga nggak kalah asyik. Pokoknya ciamik lah. Saya sih suka, nggak tahu ya sama yang lain.Sedikit informasi tentang Armada, band ini digawangi Rizal (vokal), Andith (drum), Endra (bass), Mai (gitar) dan Radha (gitar). Sebelumnya band ini bernama Kertas. Mereka sempat menelurkan satu album dengan lagu andalan 'Kekasih yang Tak Dianggap'.

Setelah berganti nama, mereka merilis album 'Balas Dendam' dengan hits 'Gagal Bercinta'. Tahun 2009, Armada merilis album keduanya bertajuk 'Hal Terbesar' dengan single 'Buka Hatimu' dan disusul 'Mau Dibawa Kemana'.
READ MORE - 'Mau Dibawa Kemana' Ost Cinta yang Catchy

Aksi Imogen Heap Bikin Jakarta Terkesima

|
Jakarta - Konser Imogen Heap baru saja berlalu, Rabu (31/3/2010) malam. Para penonton dibuat terkesima melihat aksi panggung penyanyi asal Inggris tersebut.

Rangkaian konser dimulai sekitar pukul 20.00 WIB dengan opening act oleh musisi-musisi yang membantu Imogen membuat lagu-lagunya. Mereka adalah Back Ted N-Ted dan dilanjutkan Tim Exile.

Keduanya sama-sama menyuguhkan musik electro pop rock dengan skill yang cukup mumpuni. Tak jarang penonton dijadikan backing vocal mereka. Bahkan Tim Exile sempat turun panggung dan menyusuri penonton dengan membawa micro cord berbentuk joystick game.

Setelah opening act, persiapan konser Imogen Heap cukup memakan waktu. Penonton yang sudah tidak sabar ingin melihat aksi panggung penyanyi asal Inggris tersebut pun meneriakkan kata 'Imogen' berkali-kali.

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu penonton datang juga. Imogen Heap masuk ke panggung dan disambut teriakan histeris para penonton. Imogen mengenakan long dress hitam dengan statement shoulder yang terbuat dari bulu-bulu angsa. Gaya unik seperti ini memang sudah menjadi ciri khas penyanyi kelahiran 32 tahun silam.

Tanpa basa-basi Imogen Heap memulai lagu pertamanya yang berjudul 'First Train Home' dan dilanjutkan dengan 'Wait It Up'.Masuk lagu ketiga, Back Ted N-Ted dan Tim Exile kembali ke panggung bersama seorang pemain drum. Dengan format full band, Imogen Heap membawakan 'Between Sheets'.

Di sela-sela penampilannya, Imogen Heap tidak pernah berhenti bercerita. Mulai dari inspirasi dari lagu yang akan dimainkannya hingga keterkejutannya karena baru mengetahui bahwa banyak penikmat musik di Indonesia yang menyukai lagu-lagunya.

Tidak lupa ia memperkenalkan beberapa alat musik yang ia pakai. Mini microphone yang ditempelkan di balik lengannya, piano elektrik
lonceng-lonceng kecil dan boneka burung yang bisa berbunyi menjadi beberapa instrumen yang dimainkannya.

Sebuah pohon buatan menjadi backdrop konser Imogen Heap. Tidak tanggung-tanggung, backdrop tersebut dibawanya langsung dari Inggris. Dengan dihiasi lighting dan beberapa perkusi, pohon tersebut menyempurnakan tata panggung. Bayangan burung-burung terbang terlihat jelas di pohon tersebut saat Imogen Heap menyanyikan 'Little Bird'.

Hal unik lainnya terjadi saat Imogen Heap menyanyikan lagu 'Aha!'. Seorang aditional player asal Indonesia yang memainkan cello naik ke atas panggung. Adalah Rachman Noor yang lolos audisi menjadi pemain cello di lagu tersebut.

Sebelum 'Just For Now' dinyanyikan, Imogen Heap mengajak penonton untuk meneriakkan 'Just For Now'. Teriakan tersebut dijadikan Imogen Heap sebagai backing vocal-nya saat menyanyikan lagu tersebut.

Setelah lagu 'Tidal', Imogen Heap meninggalkan panggung. Penonton yang masih belum puas menyaksikan aksi panggungnya serempak meneriakkan 'we want more'. Imogen Heap pun encore dengan membawakan 'Hide And Seek'. Akhirnya 'The Moment I Said It' menjadi lagu penutup konser Imogen Heap di Jakarta.
READ MORE - Aksi Imogen Heap Bikin Jakarta Terkesima

d Masiv: 'PERJALANAN,' Kesan Yang Bikin Ketagihan

| Tuesday, March 30, 2010

Dibuka dengan lagu Rindu Setengah Mati yang mungkin lebih akrab di telinga ibu-ibu rumah tangga karena dijadikan soundtrack sebuah sinetron, penikmat album kedua d Masiv akan langsung merasakan aura yang mereka perkenalkan di album pertama mereka meski terasa sedikit beda dengan sentuhan piano Kevin Aprilio, pentolan Vierra.

Dalam perjalanan hingga setengah isi CD yang dipenuhi dengan 14 track itu, penilaian kita tentang d Masiv sebagai band dengan nyanyian mellow teman para ABG menangis sendiri di dalam kamar akan tertancap jelas. Jika band Indonesia bisa (dan boleh) dikelompokkan ke dalam kotak-kotak lirik, maka d Masiv di setengah bagian pertama album kedua ini akan sekelompok dengan Kerispatih yang amat lihai membuat lagu sedih dan termehek-mehek.

Namun kesan itu langsung berubah ketika d Masiv menyanyikan Ungkapkan Saja yang rancak dan bersemangat. Rupanya mereka memegang formula 'semakin lama semakin panas' seperti penampilan di atas panggung. Buktinya, dua lagu penutup mereka benar-benar bisa dianggap sebagai penyebar semangat hidup: Menyegarkan dan Jangan Menyerah.

"Demi Tuhan kau sungguh menyegarkan/ membuatku menjadi kecanduan/ Tak ada yang bisa seperti kamu itu/ sungguh." Dan mungkin sepenggal lirik dari track Menyegarkan ini bisa dijadikan kesimpulan dari album kedua band asal Jakarta ini.

Memang, dari segi musikalitas, d Masiv terdengar jauh lebih dewasa. Mereka lebih berani mencampur sedikit sentuhan aliran lain dalam pop progresif mereka seperti funk di track Semakin yang cukup menonjol.

Afterall, d Masiv terasa cukup berhasil menyegarkan dunia musik Indonesia yang entah kapan akan jenuh dengan pop melayu. Semoga saja tak ada lagi serangan 'plagiat alert' pada kelima cowok muda ini. Seperti lagu penutup mereka, Jangan Menyerah, PERJALANAN hidup memang tak mudah, jadi "Tetap jalani hidup ini/ melakukan yang terbaik/.../ Jangan menyerah!"
READ MORE - d Masiv: 'PERJALANAN,' Kesan Yang Bikin Ketagihan

OneRepublic: 'WAKING UP,' "Kami Tak Terlena Kesuksesan!"

|

Kesuksesan album kedua. Kalimat ringkas dan jelas yang bisa jadi sebuah monster besar bagi para musisi yang langsung mendapatkan kesuksesannya saat meluncurkan album debut mereka. Tentu saja, saat mereka mengeluarkan album pertama dan tiba-tiba menjadi bintang dari bukan siapa-siapa, mereka pun harus berusaha ekstra keras untuk membuktikan kualitas dan kemampuan musikalitas mereka. Menunjukkan bahwa, "Nah, album pertama bukan hanya keberuntungan kami, tapi karena talenta kami, yang akan kami tunjukkan untuk seterusnya dalam keeksisan kami."

Bukan rahasia lagi jika banyak dari mereka yang akhirnya gagal mengulang kesuksesan album pertama mereka - atau bahkan single pertama mereka. Itulah akhirnya muncul istilah one hit wonder yang digunakan secara luas dan jadi frase umum saking banyaknya kasus seperti itu bermunculan.

Sementara itu, OneRepublic pun akhirnya mengerahkan segala kemampuan mereka untuk membuktikan mereka benar-benar berkualitas, baik di album pertama, maupun di album-album selanjutnya. Dan itu dibuktikannya dalam album kedua mereka, WAKING UP. Kali ini mereka tak perlu 'meminta bantuan' dari musisi papan atas Timbaland seperti yang dialami oleh single Apologize mereka (yang akhirnya jadi terasa lebih RnB daripada pop-rock) karena mereka sudah bisa berdiri sendiri dengan cukup mengesankan.

Pemilihan judul album WAKING UP rupanya benar-benar pas dengan materi yang ditawarkan OneRepublic dalam album kedua setelah DREAMING OUT LOUD. Bisa jadi jika dalam album pertama mereka berusaha menggapai mimpi mereka untuk menunjukkan karya musik mereka di mata dunia (dan berhasil), kali ini mereka ingin bangun, bangkit, dan menunjukkan (sekali lagi) di mata dunia jika mereka tidak hanya dininabobokkan oleh kesuksesan album perdana, OneRepublic is waking up with their brand-also-rocking-new album.

Dibuka dengan track Made for You, OneRepublic rupanya mencoba meyakinkan para pendengarnya jika mereka tidak salah pilih telah mengambil CD mereka dari rak, "Karena semua ini memang kami buat untuk kamu."

Bahkan mereka memasukkan bagian chorus dari lead single mereka, All The Right Moves, ke dalam track pertama itu. "All the right friends in all the right places. All the right moves in all the right faces." Seolah mempengaruhi, inilah memang pilihan yang benar. Dan memang, album ini merupakan sebuah album story telling dengan kisah yang runut.

Berlanjut dengan single pertama di album kedua, All The Right Moves, yang benar-benar catchy dan tak heran bisa mengulang kesuksesan Apologize dalam album pertama mereka.

Bisa dibilang, dalam album kedua mereka yang berisi 13 lagu ini, banyak track yang bisa diunggulkan untuk jadi next single. Misalnya saja Secret yang jelas OneRepublic banget, Everybody Loves Me yang begitu ceria dan bersemangat, dan Good Life yang cocok jadi radio hit.

Bahkan untuk penggemar lagu-lagu tak terlalu nge-beat, OneRepublic pun hadir dengan All This Time, Fear, Lullaby, dan Shout yang jadi track penutup WAKING UP. Meski track ini tak terlalu menonjol jika dibandingkan dengan track-track mereka yang lain, tenang saja, bukan berarti they aren't worth listening. Bahkan track Waking Up yang 'dipinjam' jadi judul album pun tak lebih menonjol dari mereka.

Bagi penggemar OneRepublic yang jatuh cinta saat mendengarkan album pertama mereka, jangan khawatir. Mereka masih OneRepublic yang sama. Dengan music pop-rock cenderung RnB yang sama, suara Ryan Tedder yang bisa melengking kuat, lirik sederhana penuh makna, dan sentuhan piano dan strings yang agak susah menemukan main role-nya karena suara gitar yang dominan. Jangan lupa kesenangan mereka untuk bermain loncat nada dalam track-track mereka, menggambarkan orang yang kehilangan tujuan mereka, mencari-cari, sadar, dan akhirnya melompat balik ke right track mereka (untuk yang satu ini, coba dengarkan Missing Person 1&2, Anda akan langsung menyetujuinya).

Well yeah, OneRepublic is WAKING UP dan tak terlena akan kesuksesan album debut mereka.
READ MORE - OneRepublic: 'WAKING UP,' "Kami Tak Terlena Kesuksesan!"

Tika And The Dissidents, Alunan Dongeng Para Pembangkang

|

Di saat topik cinta, patah hati serta perselingkuhan menjadi suguhan utama kebanyakan penyanyi solo, duo, trio maupun band di tanah air, Tika and The Dissident hadir menawarkan cita rasa yang berbeda. Tema cinta memang masih menjadi komoditas panas para musisi Indonesia. Karena tema ini sangat universal dan bisa dinikmati hampir oleh semua kalangan penikmat musik tanah air.

Namun, Album THE HEADLESS SONGSTRESS (2009) ini menyuguhkan sebuah pilihan tema yang unik, mulai dari buruh, kritik pemerintahan, bahkan sampai tema yang menyentil pun, homoseksualitas, tersaji dalam album ini. Tidak berarti tema cinta itu usang, namun hadirnya Tika and The Dissident yang dimotori oleh Kartika Jahja (vokal), Susan Agiwitanto [bass], Lucky Annash [piano] dan Okky Rahman Oktavian [drums] ini membawa perspektif baru dalam memandang kehidupan.

Kartika Jahja, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Tika ini sebelumnya pernah mengeluarkan album FROZEN LOVE SONG (2005) dan DEFROSTED LOVE SONGS (2006). Kedua album tersebut sama-sama mengusung genre musik jazz, swing, dan bossanova. Walau tersemat kata love songs pada judul albumnya, jangan harap mendengar lagu tentang cinta yang penuh kehangatan. Tika menyajikan sepotong kisah cinta dengan dingin dan kelam. Namun, di album yang kedua ini, Tika bergabung bersama para pembangkang (The Dissidents) menyebarkan aroma pemberontakanya melalui album yang bertajuk THE HEADLESS SONGSTRESS ini.

Selain sajian tema yang unik, album yang berisi 12 track ini menawarkan beragam genre, atau lebih tepatnya tidak bisa dimasukkan dalam genre tertentu. Mulai jazz, rock, blues, country, tango dan waltz tumpah ruah di album ini. Bahkan ada juga song track yang direkam dalam format accapella.

Layak jika album ini mendapat review positif dari Time dan bahkan didapuk jadi Artist of The Year 2009 versi majalah Tempo. Menilik daftar edarnya yang sudah berlalu (tahun 2009-red), atau bahkan bisa dibilang so yesterday, tidak berarti album yang satu ini harus diacuhkan. Tanpa tendensi apapun, album ini siap memanjakan dahaga para penikmat musik tanah air dengan sajian yang menyegarkan.

Mengutip peribahasa populer, dari mata turun ke hati, album THE HEADLESS SONGSTRESS ini sudah membuat pembeli jatuh cinta bahkan sebelum mereka mendengarkan musiknya. Tidak seperti kebanyakan CD album yang dikemas dalam wadah persegi berbahan mika, album yang satu ini dikemas dalam diary persegi dengan kolase gambar retro dan vintage serta dibungkus dalam dompet kain bermotif floral dan kotak, yang berbeda-beda di tiap CDnya.

Salut bagi Head Records dan Demajors yang menjualnya dengan harga hanya Rp. 38.000, berbahagialah orang yang menghargai CD asli dan membeli album dengan cover bergambar malaikat tanpa kepala dan memegang megafon ini.

Pemilihan lagu Tantang Tirani sebagai menu pembuka pada album ini adalah sebuah pilihan yang cerdas. Tantang Tirani adalah sebuah lullaby yang mengalun lembut, membuai para pendengarnya untuk masuk kedalam dongeng versi TIKA and THE DISSIDENT dalam lagu-lagu berikutnya. Tanpa iringan alat musik pun lagu acapella yang satu ini berhasil membuat penikmat musik terhanyut dalam irama nina bobo yang dialunkan Tika. Tengok sepenggal baris pada lagu ini, "Jadilah kau lelaki nan lantang. Jangan takut tantang tirani." Sungguh lirik yang menggelitik untuk sebuah lullaby, yang biasa dinyanyikan seorang ibu untuk menidurkan anaknya.

Nikmati irama broadway swing yang terdapat dalam Red Red Cabaret. Suara bass yang begitu dinamis, irama snare drum yang begitu ritmis, serta permainan piano mengiringi Tika bercerita. Tersaji dalam bahasa Inggris, Red Red Cabaret bercerita tentang drama kehidupan selebriti.

Setelah cerita tentang kabaret selebriti ia rangkum dalam Red Red Cabaret, di Tentang Petang, akan menghadirkan sisi kelam dari kehidupan. Secara garis besar lagu ini bercerita tentang doa seorang wanita pada pasangannya agar tidak pulang saat malam tiba, sederhana namun menarik. Keraguan dan ketidaknyamanan akan kondisi sebuah negara boleh jadi merupakan inspirasi bagi Tika and The Dissident untuk membuat lagu ini. Rasa mencekam dan ketakutan sepertinya jadi jualan Tika disini. Dengan memainkan organ dan piano sebagai instrumen utama suasana mencekam yang ingin dibangun pastilah terangkai sempurna. Terlebih suara male choir yang menjadi latar semakin membuat bulu kuduk berdiri.

Coba dengarkan mars enerjik dengan paduan hentakan drum, bass eletrik, raungan gitar, sampling elekronik, serta suara seruan "Oi oi oi" yang bisa membangkitkan semangat dalam Mayday. Lagu ini bercerita tentang buruh dan kesamaan hak. Irama yang dibangun sesuai dengan tema yang di angkat, semangat perjuangan sangat terasa di lagu ini. Apalagi suara vokal Tika yang terdengar seperti berteriak, layaknya orator yang sedang membakar semangat para demonstran. Karena tema yang diangkat, kabarnya lagu ini menjadi mars buruh di salah satu negara bagian di Amerika.

"Marry loves Betty they are both so happy. But daddy wants Marry to marry Eddy. But Eddy loves Larry, people think its crazy. But Larry knows Marry and they are okey dokey with it."

Siapa yang tidak tergelitik nurani saat mendengar penggalan lirik Clausmophobia di atas? dari penggalan itu saja sudah ketahuan bakal bercerita seperti apa nantinya. Homoseksualitas memang jadi tema di lagu pamungkas album ini. Dengan iringan gitar country. Lagu ini lebih seperti balada yang dinyanyikan Tika untuk menyentil orang-orang yang memang jarang membahas tentang isu sensitif yang satu ini. Coba dengarkan lagu ini secara utuh maka akan ketahuan mengapa Tika memilih judul Clausmophobia yang mungkin diambil dari gabungan kata claustro-homo-phobia. Jempol untuk Tika and The Dissident yang berhasil menyulap isu sensitif ini menjadi sebuah lagu easy-listening yang catchy.

Overall, mendengarkan album ini secara keseluruhan seperti membaca buku harian seorang gadis yang bertutur tentang keresahannya pada dunia, lingkungan, dan kesehariannya. Ada perasaan sedih, marah, senang, takut, riang yang tersampaikan dalam kedua belas lagu di album ini. Album ini memberikan sebuah sisi lain musik Indonesia yang digarap secara apik secara seimbang lirik dan musiknya.

Track List:

1. Tantang Tirani

2. Polpot

3. Venus Envy

4. 20 Hours

5. Uh Ah Lelah

6. Red Red Cabaret

7. Ol Dirty Bastard (featuring Anda)

8. Infidel Castratie

9. Waltz Muram

10. Tentang Petang

11. Mayday

12. Clausmophobia
READ MORE - Tika And The Dissidents, Alunan Dongeng Para Pembangkang

T-Hijau Band Usung Musik MPR

|

Jakarta - Masyarakat sepertinya sudah jenuh dengan musik pop melayu. Untuk mengatasi kejenuhan pasar, band T-Hijau (baca: teh hijau) menyuguhkan musik MPR (melayu, pop, dan RnB).

"Kami ingin memberikan warna lain dari musik Indonesia saat ini. Pop melayu memang sedang tren. Tapi kami menawarkan sesuatu yang baru, lebih fresh," terang Uncu yang diamini personel T-Hijau lainnya saat ditemui di Senayan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Untuk menyiasati pasar, T-Hijau yang beranggotakan Uchu (vokal), Umay (gitar), Ndikz (bas), Kater (keyboard), dan Alex (drum) sengaja mengeluarkan album dalam bentuk digital dengan tiga lagu berjudul Takut Kehilangan, Jago Selingkuh, dan Gadis Dahsyat.

"Lagu kami secara musik memang sederhana. Namun kami mempunyai karakter pada vokalis, dan kekompakan kami bermain juga menjadi kelebihan tersendiri," timpal Umay.

Proses T-Hijau menjadi band tidaklah mudah. Berdiri sejak 2006, namun baru sekarang band asal Cirebon ini mampu mengeluarkan album.

"Setelah melalui proses panjang pemilihan lagu, akhirnya kami sepakati mempersembahkan ketiga lagu ini. Kami berharap ketiga lagu ini dapat diterima dan disukai masyarakat. Dengan kehadiran kami, semoga dunia musik Indonesia mendapatkan warna musik yang segar dan sederhana, sesuai dengan filosofi T-HIJAU sendiri," tutut Uncu

READ MORE - T-Hijau Band Usung Musik MPR

Katherine Sudjaya Ikuti Jejak Mimpi Anggun

|
Jakarta - Katherine Sudjaya merilis ulang lagu Mimpi yang sukses dibawakan Anggun. Dengan musik yang lebih segar. Katherine ingin melanjutkan mimpi itu.

Kathy adalah anak dari drummer God Bless, Teddy Sudjaya, yang menciptakan lagu Anggun berjudul Mimpi.

"Aku yakin banget dengan lagu ini, aku nggak jadiin ini beban. Meski lagunya sukses waktu dibawain Anggun, karena yang aku bawain sekarang kan beda," ungkap Kathy ketika ditemui di Backstage Ancol, Jakarta, baru-baru ini.

Cewek kelahiran Jakarta 21 Juni 1983 ini menambahkan, "Kalau Anggun kan musiknya nge-rock, tapi kalau sekarang aku bawainnya nuansa pop R&B, agak nge-beat dan pakai rapper. Supaya lebih fresh," terangnya.

Mengawali karir menjadi solois Kathy mempersembahkan lima lagu dalam mini album, dengan hits single Mimpi. Pemilik rambut panjang sebahu ini awalnya sempat putus asa karena pernah gagal saat membentuk band Cathy and The Galatias.

"Tadinya putus asa nggak mau nyanyi, jadi sempat males. Tapi setelah diskusi dan dapat masukan, akhirnya aku coba nyanyi solo," tandasnya.

READ MORE - Katherine Sudjaya Ikuti Jejak Mimpi Anggun

Deffoxee, Duo Unik Sepasang Kekasih

|

Jakarta - Def Michael dan Nathalie Foxee adalah sepasang kekasih. Mengusung bendera Deffoxee perpaduan nama keduanya. Uniknya, keduanya siap berduo ala penyanyi solo.

"Ini adalah bentuk duet kita berdua pada 2010. Dengan banyak band yang bermunculan, kita siap bersaing lewat duet ini." ujar Def 'Deffoxee' saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Deffoxee siap bersaing karena merasa memiliki keunikan dibandingkan band atau duo pendatang baru lainnya. Deffoxee yakin mengedepankan suara solo, bukan duo.

"Uniknya, duo ini bukan menampilkan konsep duet layaknya duo penyanyi kebanyakan. Karena sebetulnya kita masing-masing adalah solois," ungkap Def.

Sebagai penyanyi solo pria, Def memiliki vokal yang berkarakter dan indah. Foxee pun memiliki suara yang tak kalah indah. Hasilnya, Def melantunkan single bertajuk Jangan Kau Sesalkan. Sementara Foxee tampilkan Sesalku.

Usai melempar single itu, keduanya menjadikannya sebagai jembatan kisah perjalanan cinta mereka. Sepasang kekasih ini sengaja membangun cerita cinta mereka dalam setiap perjalanan karier.

"Tak berhenti di sini saja. Rencananya setelah tiga bulan merilis single, kami berencana berduet. Konsep ceritanya masih seputar kisah kami berdua yang merupakan lanjutan dari kisah kedua single kami. Selanjutnya konsep duo ini juga akan dituangkan dalam sebuah album dan juga film layar lebar. Konsep sudah dirancang matang dari sekarang," kata Def.

Def menambahkan, "Album tidak lama lagi akan siap launching. Saat ini, baru promosi lewat radio dan off air lewat televisi."

READ MORE - Deffoxee, Duo Unik Sepasang Kekasih

Tiket VIP Konser

|
Jakarta - Penyanyi asal Inggris, Imogen Heap, akan menggelar konsernya di Jakarta, 31 Maret mendatang. Berminat menonton di area VIP? Sudah pasti Anda harus gigit jari, karena tiket VIP seharga Rp 450 ribu sudah habis.

"Tiket VIP sebanyak 500 tiket, sudah habis. Tiket festival terjual 2 ribu dari 3 ribu tiket," jelas Presiden Direktur Mahaka Entertainment Hasani Abdulgani, dalam jumpa pers di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (30/3/2010).

Imogen tiba di Jakarta Senin (30/3/2010) sore tadi. Konser penyanyi 32 tahun itu akan berlangsung di Kartika Expo Centre, Balai Kartini, Jakarta, Selasa (31/3/2010) pukul 19.00 WIB.

Sebelum ke Jakarta, Imogen terlebih dulu mengadakan konser di Australia, New Zealand, dan Singapura. Setelah ke Indonesia, ia terbang ke Hong Kong.

Untuk Jakarta, rencananya konser musisi peraih Grammy Awards 2010 itu akan dibuka oleh sebuah band yang masih kejutan. Band tersebut dibawa sendiri oleh manajemen Imogen dan hingga kini identitasnya masih dirahasiakan.
READ MORE - Tiket VIP Konser

311 Potong Tumpeng Sebelum Pentas

|
Jakarta - Band asal Nebraska, 311, tiba-tiba saja minta dipesankan nasi tumpeng sebelum pentas. Setelah pesanan datang, mereka pun heboh sendiri. Tumpeng di mata 311 merupakan makanan yang istimewa. "Ini luar biasa. Sepertinya bikinnya rumit," ujar Aaron Wills, sang bassis, sebelum manggung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (30/3/2010) malam. Tumpeng tersebut telah diminta 311 pada kru Java Musikindo, sejak sehari sebelumnya. Begitu tumpeng tiba di belakang panggung, para personel 311 pun menyerbunya.

Mereka foto-foo bersama tumpeng. Prosesi potong tumpeng pun dilakukan sang manajer, John. Ia kemudian memberikan potongan pertama kepada Nick Hexum sang vokalis.

Nick tampak malu-malu menerimanya. Selamatan sederhana pun selesai dan pelantun hits 'Don't Tread On Me' itu bersiap naik pentas.

"Ayo cepat kita show, setelah itu kita habiskan apapun nama makanan itu (tumpeng)," ucap Chad sang drummer.
READ MORE - 311 Potong Tumpeng Sebelum Pentas

Konser 311 Bikin Jakarta Berjingkrak

|
Jakarta - Band yang telah lama ditunggu-tunggu, 311 akhirnya kelar menggelar konser di Jakarta. Sepanjang 110 menit konsernya, Nick cs terus bikin penonton berjingkrak.

Konser yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (30/3/2010) itu dibuka sekitar pukul 20.21 WIB. Band asal Nebraska itu membuka konsernya dengan hits 'Beautiful Disaster' dan 'Sick Tight'.

Para personel 311 memang tidak banyak bicara. Mereka hanya memainkan lagunya satu per satu. Penonton pun dibuat tercengang dengan aksi mereka. Semua pun ikut bernyanyi dan berjingkrak.

Pasca lagu kesembilan, 'Hey You', Nick Hexum buka suara. Ia menyapa sekitar 5.000 orang yang memadati area konser.

"Terima kasih Jakarta, kami sudah datang sejauh ini dan kami menikmati semuanya," ujar Nick Hexum sang vokalis.

'Applied Science' jadi lagu yang sangat spesial. Di tengah lagu, para personel 311 bermain bass drum dan cymbal. Bukan sekadar asal memukul, pukulan mereka berirama dan sangat seru.

'Don't Tread On Me' dibawakan, teriakan penonton semakin meninggi. Tak lama 'Love Song' menyusul. Tadinya para penonton sangat penasaran apakah 311 akan membawakan lagu milik The Cure. Penonton tak mau melewatkan ingin mengabadikan lagu tersebut dengan kamera ponsel.

'Come Original' jadi lagu paling seru sepanjang konser. Semua berjoget dan menganggukkan kepala kala 311 ngerock. 'Amber' juga ikut memanaskan suasana. Para penonton tersihir dengan lagu bernuansa reggae itu.

'Jackpot' dan 'Creatures' jadi lagu penutup pada pukul 21.52 WIB. Namun konser ternyata tak berhenti sampai di sana. Setelah sekitar lima menit penonton berteriak minta tambah lagu, 311 pun kembali.

'Feels So Good', 'Livin' & Rockin' pun dilantunkan. Akhirnya lagu pamungkas, 'Down' benar-benar jadi penutup perjumpaan. Setengah hati para penonton pun meninggalkan arena konser.

Chad Sexton (drum), Tim Mahoney (gitar) dan Aaron Wills (bass) sempat memperlihatkan permainan solo mereka. Aksi masing-masing personel di konser Java Musikindo itu pun disambut decak kagum penonton.

Secara keseluruhan aksi panggung 311 sangatlah menyentuh penonton meski mereka tidak banyak bicara. Tidak kurang dari 23 lagu yang dibawakan 311 mengajak penonton terus berjingkrak, mengacungkan tangan dan bernyanyi tak henti-henti.

Meskipun pada beberapa bagian, sound mereka sedikit berantakan, namun itu tak jadi masalah. Konser 311 tetap memukau dari awal hingga akhir.

"Penonton di sini menyenangkan. Tak terbayang sebelumnya akan seramai ini.
READ MORE - Konser 311 Bikin Jakarta Berjingkrak

Konser Jens Lekman Sederhana Tapi Mempesona

| Monday, March 29, 2010

Jakarta - Musisi asal Swedia, Jens Lekman, tampil sederhana dengan menggendong gitar dalam konsernya. Namun ia telah mempesona semua penonton.

Sekitar tiga ribu penonton memenuhi konser Jens Lekman di ballroom Hotel Ritz-Carlton Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Minggu (28/3/2010) malam. Lekman tampil sekitar pukul 21.15 WIB.

Sebelumnya band indie Hollywood Nobody dan White Shoes & the Couples Company juga ikut meramaikan konser bertajuk 'A Soundsation' itu. Penampilan keduanya jadi pemanas aksi Lekman dan King of Convinience.

Lekman tampil sangat sederhana. Pria 29 tahun itu mengenakan celana bahan dan kemeja hitam. Menenteng gitar dan sibuk dengan perangkat laptopnya. Seorang pemain perkusi dihadirkan menjelang tengah konser.

Lekman juga membawakan lagu 'Your Arms On Me' yang jadi soundtrack film 'Whip It' garapan sutradara Drew Barrymore. Penonton dibuatnya bernyanyi bersama. Ia kemudian menyanyikan lagu 'Postcart to Nina'. Sangat berbeda dengan versi rekamannya, Jens berimprovisasisi bagian bridge lagu tersebut. Ia menyanyikan dengan beat yang lebih cepat tanpa musik yang mengiringi.

Penonton pun dibuat bengong dengan aksinya tersebut. "Lagu ini bercerita tentang kisah cinta yang sangat dalam," kata Lekman sebelum memulai memainkan 'Postcart to Nina'.

Di lagu terakhirnya, Lekman mengajak penonton berdansa. Ia meletakkan gitarnya dan mulai menari. Ia merentangkan tangannya dan mengelilingi pentas seolah tengah terbang di atas lagunya. Penampilan Jens
Lekman berakhir pukul 22.18 WIB.

Kerinduan penonton akan aksi Lekman terobati sudah. Sebelumnya di awal 2008, ia gagal konser di Bandung. Di tahun 2009, ia juga batal tur karena terkena virus flu babi.

Setelah penampilan mempesona Lekman, King of Convinience akan mengisi pentas 'A Soundsation'.
READ MORE - Konser Jens Lekman Sederhana Tapi Mempesona

Ernest 'Cokelat' Bikin Band Selingkuhan Seliar Kuda

|
Jakarta - Ernest (gitaris Cokelat), Eno (drumer Netral), dan Gilbert (bassis Saint Loco) menggarap proyek band selingkuhan. Band selingkuhan mereka yang bernama Royal Ego itu diharapkan bisa liar melebihi keliaran kuda.

Royal Ego adalah band beraliran rock dengan berlabel indie. Royal Ego dibentuk Ernest (gitar), Eno (drum), Gilbert (bass), dan Hendra sebagai vokalis untuk sekadar penyegaran di luar bandnya masing-masing. Ernest, Eno, dan Gilbert juga ingin melampiaskan idealisme bermusik yang tidak didapati di band mereka masing-masing.

"Sebisa mungkin dua-duanya jalan. Kalau dibilang bosen (bermusik di band sebenarnya-red) sih nggak, ini ada sesuatu yang baru dan untuk refresing aja. Jenuh sudah pasti ada tapi di sini itu kita buat senyaman mungkin," kata Eno, drumer Netral saat ditemui di pembuatan video klip single pertama Royal Ego 'Senandung' di Studio  d'Loop, Jalan Gaharu 2 No 18, Cipete, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2010).

Royal Ego sendiri diambil dari nama metamorfosa seekor kuda biasa yang menjadi kuda balap. Kecepatan lari kuda itu jauh di atas rata-rata kuda biasa. "Jadi kita berharap band ini bisa seliar kuda itu. Lagi pula lebih enak didenger sih namanya," kata Hendra sang vokalis.

Ernest, Eno, Gilbert, dan Hendra sepakat nantinya Royal Ego hanya berumur 1 album, setelah itu bubar. "Targetnya kita coba menawarkan sesuatu yang baru di dunia musik Indonesia dan mudah-mudahan bisa diterima. Selain itu dengan ini kita juga mau bikin pintar penikmat musik Indonesia," lanjut Ernest.

Royal Ego rencananya akan merilis album satu-satunya dalam waktu dekat ini. Hanya saja mereka masih terganjal dengan ide gambar cover album dan judul albumnya.
READ MORE - Ernest 'Cokelat' Bikin Band Selingkuhan Seliar Kuda

Dewi Persik: Yang Bilang Dangdut Kampungan Itu Orang Kampung

|
Jakarta - Dewi Persik geram kalau ada yang bilang musik dangdut itu kampungan. Menurut pemilik goyang gergaji itu, yang bilang musik dangdut kampungan itu adalah orang kampung.

"Yang bilang dangdut kampungan ya itu orang kampung," kata Dewi Persik saat ditemui sejumlah wartawan di kantor detikcom di Jalan Warung Jati, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2010).

Saking bangganya dengan dangdut, meski bernyanyi rock 'n roll, Dewi tetap bernyanyi dengan goyang gergajinya. Apalagi sekarang Dewi bergabung di Republik Cinta Management (RCM) asuhan Ahmad Dhani, Dewi kerap menyanyikan lagu rock. Namun Dewi tetap bernyanyi dengan irama dangdutnya.

"Bos Dhani nggak pernah merintah saya untuk A, B, dan C, dia kasih kebebasan," kata Dewi.

Punya bos yang memberi kebebasan, Dewi pun tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan Dhani. Mantan istri Saipul Jamil itu pun akan membuat gebrakan di karirnya kelak. "Semakin diam, goyangnya dashyat," tutup Dewi sumringah. 
READ MORE - Dewi Persik: Yang Bilang Dangdut Kampungan Itu Orang Kampung

Paduan Suara Anak Didikan Jay Wijayanto

| Sunday, March 28, 2010

Jakarta - The Indonesia Choir memperingati dua tahun mereka berkarya dengan konser yang bertajuk 'Menjadi Indonesia' di GoetheHaus Consert Hall, Jakarta, Kamis (25/3/2010) malam. Dalam konser itu menampilkan juga The Indonenesia Children Choir (TICC). Inilah kelompok paduan suara anak-anak didikan Jay Wijayanto.

"Kelompok anak-anak ini mulai berlatih November 2009 lalu. Ini penampilan kedua mereka di hadapan publik. Pembentukan kelompok ini untuk menjaga sustainablity. Biar kalau kami sudah tak kuat bernyanyi, mereka yang melanjutkan," tutur Jay memperkenalkan (TIC) kepada penonton.

Kelompok yang terdiri dari anak-anak berusia antara 8 hingga 14 tahun membawakan beberapa lagu daerah secara medley, seperti 'Cik Cik Periook', 'Tak Tong Tong', 'Sayang Sipatokaan', 'Piso Suit', dan 'Rasa Sayang'. Lalu lagu 'Belian Sayang' ciptaan Bing Slamet dan 'Les Avions' ciptaan Barratier (Perancis) tak lupa dinyanyikan.

Dipimpin konduktor Natalia Turangan, mereka bernyanyi penuh gairah dengan suara anak yang tak dibuat-buat. Baju daerah yang mereka kenakan, tak membuat mereka ragu untuk melakukan gerak gerik sesuai dengan irama lagu.

"Melatih anak-anak tak begitu masalah. Tanpa harus ditakut-takuti, asal mereka merasa senang, disiplin bisa ditegakkan. Yang agak susah jutru mengatur orang tuanya. Mereka mengeluh jarak tempuh latihan jauh, sampai-sampai kita diminta bikin jasa antarjemput," tutur Jay disambut tawa penonton.
READ MORE - Paduan Suara Anak Didikan Jay Wijayanto

Konser Jens Lekman Diserbu 3.000 Penonton

|
Jakarta - A Soundsations akan menghadirkan konser duo Indie Folk Pop asal Norwegia, Kings of Convenience (KOC), dan musisi Indie Pop asal swedia, Jens Lekman, Minggu (28/3/2010) malam nanti. 3.000 Penonton dipastikan memadati konser tersebut.

Konser A Soundsations tersebut akan berlangsung di Ballroom Hotel Ritz Carlton One, Pacific Place, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, mulai pukul 18.00 WIB.

Sebelumnya, pada Sabtu 27 maret 2010 lalu, A Soundsations juga menghadirkan KOC dan Jens Lekman di Sabuga Convention Hall, Bandung. Dalam konser di Bandung tersebut, sekitar 1.300 penonton memadati Sabuga Convention Hall.

Soal 3.000 tiket yang terjual habis, Soundshine, promotor konser A Soundsations, menyatakan tidak akan menambah kuota tiket. Penyebabnya karena pihak Soundshine ingin penonton tetap merasa nyaman saat melihat penampilan musisi idola mereka.

"Bagi yang tidak kebagian tiket, jangan khawatir, ke depannya kami pasti kembali mendatangkan musisi internasional lagi," jelas Hanin Sidharta, perwakilan Soundshine, ketika menggelar jumpa pers di Aksara, Jl Kemang Raya, Jakarta Selatan, Minggu (28/3/2010) petang.

Siapa musisi internasional yang akan didatangkan Soundshine, Hanin enggan membocorkannya.

Selain KOC dan Jens Lekman, dua band indie asal Indonesia juga turut ambil bagian dalam konser malam nanti. Kedua band tersebut adalah Hollywood Nobody dan White Shoes and The Couple Company yang akan membuka konser Jens Lekman dan KOC.
READ MORE - Konser Jens Lekman Diserbu 3.000 Penonton

Vokalis 311 Ingin Belajar Bahasa Indonesia

|

Jakarta - Band 311, asal Nebraska, Amerika Serikat, berminat mempelajari bahasa Indonesia. Begitu tiba di Jakarta untuk konser, mereka langsung minta diajari bahasa negeri ini.

Band 311 tiba di Jakarta, sekitar pukul 13.40 WIB, Minggu (28/3/2010) siang. Baru beberapa jam menginjakkan kakinya di Jakarta, sang vokalis 311, SA Martinez, mengungkapkan kalau ia ingin belajar bahasa Indonesia.

"Ajari saya bahasa Indonesia dong," ujarnya ketika ditemui di kawasan Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (28/3/2010).

Martinez mengaku tertarik dengan bahasa Indonesia. Ketertarikannya bermula ketika mendengar beberapa orang Indonesia berbicara di depannya.

Namun saat diajari mengucapkan kata 'Terima Kasih', Martinez malah mengalami kesulitan. "Susah juga yah pengucapannya," imbuhnya tertawa.

Band 311 beranggotakan Nick Hexum (vokal-gitar), SA Martinez (lead vokal), P-Nut (bass), Tim Mahoney (gitar) dan Chad Sexton (drum). Band ini menurut rencana akan menggelar konser di Tennis Indoor, Senayan, Selasa, 30 Maret 2010 mendatang sekitar pukul 20.00 WIB, dengan promotor Java Musikindo.
READ MORE - Vokalis 311 Ingin Belajar Bahasa Indonesia

Video Lady Gaga Ditonton Lebih dari Satu Miliar Orang

| Friday, March 26, 2010

Los Angeles - Penyanyi Lady Gaga membuat kehebohan baru. Ia jadi artis pertama dalam sejarah yang video klipnya ditonton oleh lebih dari satu miliar orang secara online.

Angka tertinggi diraih video 'Poker Face' yang mencatat angka 375 juta penonton. Sementara 'Bad Romance' meraih angka 360 juta penonton dan video klip 'Just Dance' sebanyak 273 juta penonton.

Dilansir NME, Jumat (26/3/2010) angka tersebut belum termasuk untuk video klip 'Pararazzi' dan singel terbarunya 'Telephone' yang dibawakan bersama Beyonece. Data ini didapatkan dari perusahaan peneliti Visible Measure yang mencatat statistik dari beberapa situs seperti YouTube dan Vevo.

Diprediksi angka menonton video klip Lady secara online akan terus bertambah. Mengingat video klip 'Telephone' yang dilarang tayang di banyak negara membuat para pecintanya makin penasaran.

Video klip Beyonce 'Single Ladies (Put a Ring On it)' juga punya angka penonton tinggi menurut survei. Begitu juga dengan perjuangan Susan Boyle di acara audisi 'Britain's Got Talent'.
READ MORE - Video Lady Gaga Ditonton Lebih dari Satu Miliar Orang

Samsons Stop Main Musik Jika..

|
Jakarta - Tiap pelaku musik punya alasan tersendiri terjun di dunia tersebut, namun bukan berarti mereka tak bisa berhenti bermusik. Band Samsons pun demikian. Mereka siap stop main musik jika...

Salah satu hal yang bisa membuat Bams cs meninggalkan bidang yang mereka cintai itu jika diharuskan membawakan musik yang sama. Karena bagi Samsons, kreatifitas tak bisa dibatasi.

"Kalau harus membawakan musik yang sama, gue nggak mau main musik," ujar Bams ditemui di kompleks RCTI, Jl Raya Pejuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (25/3/2010) dini hari.

Irfan sang gitaris beranggapan jika musisi terus membawakan musik yang sama maka ia terpenjara oleh uang. Bermusik seperti itu bukanlah sebuah kepuasan melainkan hanya mengejar keuntungan semata.

Melihat tumbuhnya band baru dengan aliran yang sama pun membuat pelantun hits 'Dengan Nafasmu' itu khawatir. Industri musik Indonesia pun diklaim menurun oleh banyak musisi.

"Musik Indonesia itu lebih ke stagnan. Mungkin itu karena tidak mau mencoba aliran musik yang baru atau lain," jelas Irfan
READ MORE - Samsons Stop Main Musik Jika..

Rilis Album Baru, Ina Eks 'Dewi Dewi' Tetap Nakal & Seksi

|
Jakarta - Setelah Dewi Dewi bubar, salah satu mantan personelnya, Ina atau Carolina Agustine Kamarie bersolo karir. Dengan karir barunya, Ina pun berusaha membangun imej ibu muda yang penyayang namun tetap terlihat nakal dan seksi.

Album 'Self Title: Carolina Kamarie' membuka karir Ina sebagai penyanyai solo perempuan. Jenis musik yang diambil masih kental jazz. Hanya saja perempuan kelahiran 18 Agustus 1986 itu mengklaim albumnya tak sepenuhnya kental dengan suasana jazz.

"Aku bukannya sulit mau melepas unsur jazz, memang di album perdana ini aku mau tetap ada unsur sosok Carolina. Warna musiknya sebenarnya pure pop, cuma ini pop to jazzy," katanya saat ditemui di Jalan Margasatwa No. 7, Jakarta Selatan, Jumat (26/3/2010).

Terus terang, lajut Ina, ia tak bisa seratus persen melepaskan karakter dan jiwa jazzynya. Hal itu dikarenakan pengaruh musik dasar Ina adalah jazz.

Lain halnya dengan karakter bermusik, dari segi gaya dan penampilan, Ina tak begitu sulit meninggalkan imej Dewi Dewi yang glamour. Makanya di karir barunya sebagai penyanyi solo, Ina mengubah penampilannya.

"Aku sekarang bawa imej yang cheerful, ceria, seorang ibu muda yang penyayang. Tapi tetap terlihat naughty dan tetap terlihat sexy," jelas Ina.

Di album perdananya, ibu satu anak itu pun menciptakan hampir semua lagu. Sebanyak delapan lagu Ina ciptakan semenjak usia kehamilan anaknya, Ben Sebastian Kamarie, berusia delapan bulan.

Selebihnya Ina menyanyikan lagu ciptaan sang suami, Beben. Ina juga mendaur ulang lagu 'Hujan Gerimis' karangan Benyamin S.

Ina bercerita betapa album perdananya dibuat dengan menguras keringat banyak pihak. Seluruh pengerjaan album melibatkan seluruh keluarganya. Sehingga budget yang dikeluarkan juga minim.

"Di project ini memang semua keluarga dilibatkan, ayah saya sebagai eksekutif produser, produser kita berdua, aku sama Beben," kata Ina.
READ MORE - Rilis Album Baru, Ina Eks 'Dewi Dewi' Tetap Nakal & Seksi

Diminta Playback di TV, Padi Pilih Bubar

| Thursday, March 25, 2010
Jakarta - Gosip band Padi berencana bubar beberapa waktu lalu tak dibantah para personelnya. Semua karena mereka ogah main playback alias hanya menirukan musik yang keluar dari rekaman, di TV.

Bagi Fadly cs, bermain playback sama saja menipu. Mereka ingin bisa terus main live di televisi atau tidak sama sekali.

"Adanya pemberitaan itu karena satu alasan. Karena media TV tidak mendukung kita untuk main secara live. Karena salah satu syarat kita tampil ya harus live," ujar Piyu, sang gitaris, ditemui usai mengisi ultah ke-2 'Dahsyat' di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (25/3/2010) dini hari.

Menurut pelantun hits 'Kasih Tak Sampai' itu bermain live adalah pembuktian kejujuran mereka dalam bermusik. Hal tersebut tak bisa ditawar hanya sekedar untuk memeriahkan acara musik yang tengah menjamur di TV.

"Kalau cuma tampil playback aja mending nonton video klip kita aja," tutur Piyu yang baru saja merilis singel terbaru Padi, 'Terbakar Cemburu'
READ MORE - Diminta Playback di TV, Padi Pilih Bubar

GIGI Nggak Ngotot Bikin Lagu Berbahasa Inggris

|
Jakarta - Bahasa tak pernah menghalangi para musisi untuk mengekspresikan musik mereka. Hal tersebut juga diyakin GIGI. Walau ingin go international, mereka nggak ngotot punya lagu berbahasa Inggris.

Armand Maulana cs itu juga telah membuktikannya saat mereka tampil di New York. Walau hanya membawakan lagu-lagu berbahasa Indonesia, musik GIGI disukai masyarakat negara Adidaya tersebut.

"Kalau kita lihat, musisi Jepang atau di Brazil, mereka bisa go international tapi tetap dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Itu bukti kalau mereka bangga dengan bahasa asli yang mereka miliki," ujar Armand ditemui usai mengisi ultah ke-2 'Dahsyat' di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (25/3/2010) dini hari.

Di mata pelantun hits '11 Januari' itu usia sebuah band tak menjadikan patokan mereka harus go international. Bisa berkesempatan memperdengarkan karyanya di luar negeri sudah jadi bukti musiknya diterima siapapun. Punya lagu berlirik bahasa Inggris bukanlah alasan untuk menghambat hal tersebut.

"Kita nggak mau bela-belain buat lirik bahasa Inggris cuma buat itu. Kita nggak mau maksain. Karena belum tentu dengan lirik bahasa Inggris musik kita jadi bagus. Karena kulturnya beda," jelas Armand
READ MORE - GIGI Nggak Ngotot Bikin Lagu Berbahasa Inggris

Dipolisikan, d'Masiv Tetap Santai

|
Jakarta - Band d'Masiv dilaporkan ke polisi oleh Rizal, seorang promotor, Senin 8 Maret 2010 lalu dengan tuduhan penggelapan dan penipuan. Mendengar pelaporan tersebut, para personel d'Masiv bersikap santai.

"Kita tahunya manggung aja, jadi yah santai aja," ujar Rian, vokalis d'Masiv, ketika ditemui bersama personel yang lain di acara ultah ke-2 Dahsyat di kompleks RCTI, Jl Raya Pejuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (25/3/2010) dini hari.

Bukan bermaksud untuk menyepelekan laporan Rizal ke polisi, namun para personel d'Masiv merasa kalau pihaknya tidak bersalah. Sejak awal d'Masiv menilai Rizal lah yang tidak mampu menyediakan panggung dan tata suara yang sesuai standar band tersebut ketika akan manggung 27 Februari 2010 lalu di Sinjai, Sulawesi Selatan.

Hingga kini d'Masiv masih rutin manggung di banyak kota. Mereka memilih menyerahkan masalah tersebut ke manajemen dan kuasa hukumnya.

Masalah d'Masiv kontra Rizal bermula ketika band pelantun lagu 'Rindu 1/2 Mati' itu diundang ke acara ulang tahun kota Sinjai, 27 Februari 2010 lalu. Namun ketika mengetahui panggung dan tata suara yang disediakan pihak Rizal, selaku pengundang, tidak memenuhi standar, d'Masiv membatalkan undangan itu.

Rizal pun geram dan melaporkan d'Masiv ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan melanggar pasal 372 dan 378 KUHP tentang dugaan penggelapan dan penipuan. Sanksi hukumannya maksimal 4 tahun penjara.

Honor yang telah dibayarkan kepada d'Masiv untuk konser di Sinjai itu sebesar Rp 50 juta. Namun panitia telah mengeluarkan dana total Rp 150 juta termasuk biaya perjalanan, hotel dan keperluan di panggung.
READ MORE - Dipolisikan, d'Masiv Tetap Santai